Bandung (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri, Cahyo Kumolo, menyatakan, para praja alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) harus mampu bersinergi dengan TNI dan polisi dalam menciptakan suatu tatanan pemerintahan yang baik.

"Bagaimana membangun pola pikir yang komprehensif," kata Kumolo saat menghadiri kuliah umum Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Kampus IPDN, di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu.

Ia menuturkan, IPDN telah membangun sinergitas dengan kedua institusi itu, di antaranya menjalankan kurikulum bersama atau pertukaran pelajar IPDN, dengan Akademi Kepolisian dan Akademi Militer.

Menurut dia, kurikulum bersama itu akan membangun sinergi antara birokrasi yang profesional, efisien, dan taat aturan hukum.

Selanjutnya, kata dia, birokrat harus juga paham fungsi dan peran TNI sebagai komponen inti negara di bidang pertahanan negara. "Apapun harus memahami fungsi dan peran masing-masing yang baik, teritorialnya dan administrasi pemerintahan," katanya.

Ia menjelaskan, tiga lembaga itu harus saling dipahami bersama meskipun daerah otonomi tidak satu komando, tetapi secara administrasi harus bersinergi.

Menurut dia, kondisi di lapangan nanti para lulusan IPDN, Akademi Kepolisian, dan Akademi Militer itu akan bertemu mengabdikan diri di masyarakat mulai tingkat kecamatan.


Pada 2000-2002, lulusan Akademi Militer dengan pangkat letnan dua langsung diterjunkan ke satuan teritorial TNI AD sebagai komandan Komando Rayon Militer. Juga lulusan Akademi Kepolisian dengan pangkat inspektur dua polisi menjadi komandan Sektor Kepolisian.


Namun belakangan hal itu dievaluasi dan tidak lagi diterapkan. Menjadi komandan satuan teritorial pada usia sangat muda dengan pengalaman kerja sangat minim menjadi hal tersendiri.

"Nanti ada yang jadi camat dari alumni IPDN, kemudian dari alumni Akmil jadi komandan Koramil, Akpol jadi kapolsek," katanya.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017