"Tolong tidak perlu adanya mobilisasi massa karena akan terbentuk psikologis massa," kata Jenderal Polisi Tito Karnavian di Jakarta, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan terkait buntut dari kericuhan antara anggota Front Pembela Islam (FPI) dengan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) usai pemeriksaan saksi terlapor Imam Besar FPI Rizieq Syihab di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Tito mengatakan psikologis massa yang terbentuk sulit dikendalikan berbeda dengan psikologis individu karena psikologis massa kadang berpikir tidak rasional.
Ia mengatakan, saksi yang akan menjalani pemeriksaan cukup didampingi tim kuasa hukum sehingga tidak perlu mengerahkan massa.
Tito menjelaskan proses penyelidikan di kepolisian bukan jalan akhir dari langkah hukum terhadap terlapor namun masih tahap analisa untuk ditindaklanjuti atau dihentikan.
"Seluruh masyarakat dapat menilai (proses hukum Rizieq Shihab)," ujar Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menambahkan pengerahan massa itu akan menimbulkan tekanan terhadap penyidik kepolisian sehingga tidak objektif dalam menangani kasus.
"Untuk menghindari itu (penyidik tidak objektif) jangan dipancing dengan pengerahan massa, karena bisa timbul yang lain kalau muncul massa dengan massa akan sulit dikendalikan," ungkap Tito.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017