China telah berada di pihak Ukraina sejak Rusia merangsek ke Krimea pada 2014, dengan mengatakan Beijing menghargai kedaulatan wilayah Ukraina dan meminta Barat untuk mempertimbangkan legitimasi Rusia atas kekhawatiran akan masalah keamanan.
China dan Rusia terlihat saling mengawasi dalam beberapa diplomasi internasional.
Beijing berhati-hati untuk tidak terlalu masuk dalam pergulatan antara Rusia dan Barat akan masa depan Ukraina dan tidak ingin meninggalkan sekutu pentingnya di Moskow.
Dalam pertemuan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Xi mengatakan kepada Presiden Ukraina Petro Poroshenko bahwa kedua negara sudah lama menjalin persahabatan, menurut Kementerian Luar Negeri China pada Selasa.
China meningkatkan hubungan dalam pembangunan dan ingin memperdalam kerjasama, kata Xi.
"Kami sungguh berharap bahwa Ukraina dapat menjaga stabilitas sosial dan pembangunan ekonomi serta berniat membangun peran yang lebih berguna untuk memajukan penyelesaian politik atas krisis yang ada," demikian kutipan pernyataan Xi tanpa diberi penjelasan lebih lanjut.
Sebelum ini China terlihat kurang tertarik terlibat dalam usaha-usaha diplomatik untuk menyelesaikan krisis.
Poroshenko mengatakan kepada Xi, Ukraina menyambut baik penanaman modal oleh China dan menyebutkan terdapat potensi besar untuk kerjasama dalam lingkup logistik, pelabuhan, baja dan pertanian.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017