Sleman (ANTARA News) - Sebuah batu berukuran cukup besar yang ada di kawasan perbukitan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu pagi, longsor dan menutup akses jalan warga.
"Tidak ada korban jiwa, korban luka maupun rumah warga yang tertimpa, hanya saja batu berukuran cukup besar tersebut menutup jalan warga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan di Sleman, Rabu.
Menurut dia, batu yang longsor tersebut panjangnya sekitar lima meter, lebar lima meter, dan tinggi 2,5 meter.
"Batu menutup akses jalan Desa Gayamharjo- Sambirejo," katanya.
Ia mengatakan waktu kejadian longsor sekitar pukul 06.45 WIB, persisnya di Dusun Gedang Bawah RT 3 RW 09, Desa Sambirejo Prambanan.
"Saat ini sedang proses pemkondisian tanah agar tidak terjadi longsor susulan. Untuk batu dikondisikan habis Dzuhur oleh relawan dari FBRB Bandung Bondowoso Prambanan," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta mengingatkan adanya potensi hujan deras yang dapat memicu angin kencang, banjir maupun longsor dalam beberapa hari ini.
"Dari sisi meteorologis, wilayah DIY termasuk Kabupaten Sleman satu minggu ke depan masih ada potensi hujan dengan tingkat sedang sampai lebat, dan disertai dengan petir dan angin kencang," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Yogyakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika I Nyoman Sukanta.
Menurut dia, dari pengamatan kondisi dinamika atmosfer laut dan pengamatan citra satelit menunjukkan kondisi angin di lapisan 850 mb menunjukkan adanya angin baratan dan petemuan angin di atas Pulau Jawa.
"Kondisi ini disebabkan karena Januari hingga Februari merupakan datangnya angin Muson Asia, dari Asia ke Indonesia. Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi hujan lebat di wilayah DIY dengan curah hujan di atas 50 milimeter per hari dan disertai petir maupun angin kencang dengan kecepatan di atas 45 kilometer per jam dan dapat menyebabkan banjir dan longsor," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017