Camp David (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengancam akan menerapkan sikap lebih keras terhadap Korea Utara (Korut) kalau negara itu tak menghormati komitmennya mengenai perlucutan senjata nuklir. Bush dan Abe menyampaikan keprihatinan bahwa Korut tak memenuhi tenggat 14 April untuk mulai menutup reaktor nuklir Yongbyonnya dan memperingatkan berbagai tindakan seperti sanksi dapat diberlakukan kalau Pyongyang tak mematuhi keputusan tersebut. "Mitra kiami dalam pembicaran enam-pihak bersabar, tapi kesabaran kami bukan tak terbatas," kata Bush. Ia merujuk kepada perundingan enam-pihak yang melibatkan kedua Korea, China, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat. Dalam kunjungan pertama Abe ke AS sejak ia menjadi perdana menteri pada September, kedua sekutu itu berusaha mengimbangi hubungan persahabatan yang dicapai Bush dengan pendahulu Abe, Junichiro Koizumi. Pertemuan pribadi yang dijadwalkan selama lima-menit di ruang studi Bush di tempat peristirahatan presiden di Camp David, berlangsung selama 40 menit. Bush juga mengajak Abe menghadiri taklimat dan dilaporkan menyebut Abe dengan menggunakan nama depannya. Kedua pemimpin itu, yang berdiri berdampingan di hadapat wartawan di hanggar, memperlihatkan kesatuan pandangan mengenai masalah sensitif seperti warganegara Jepang yang diculik oleh Korut dan perempuan yang ditindas dan dijadikan budak seks oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II. Abe dan Bush mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya akan memberi Korut kelonggaran dalam masalah penutupan reaktor nuklir tersebut, yang merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai pada Februari bagi Pyongyang untuk melaksanakan langkah perlucutan senjata sebagai imbalan bagi bantuan dan jaminan keamanan.Bush mengatakan kalau Korut kelihatannya tak mau melaksanakannya, "Kami memiliki kemampuan mengenai sanksi lain". Setelah pembicaraan di tempat peristirahatan di gunung itu, Abe mengatakan ia dan Bush "memiliki kesamaan pendapat" mengenai Korut. "Mereka perlu menanggapi secara layak mengenai masalah ini, jika tidak kami nanti harus melakukan tanggapan lebih keras dari pihak kami," kata Abe. Abe ingin menyaksikan Jepang memainkan peran lebih besar dalam keamanan global, upaya yang telah didorong oleh Washington. Sebagian pejabat Jepang telah menyampaikan keprihatinan bahwa Washington melunakkan sikapnya ke arah Pyongyang. Dukungan AS bagi kesepakatan Februari menandai perubahan bagi Bush, yang mencap Korut sebagai "salah satu poros kejahatan" pada 2002. Bush mengatakan ia memberi proses diplomatik peluang untuk berhasil. "Saya takkan menyebut itu lunak, saya akan menyebut itu diplomasi yang bijaksana," katanya. Ia juga menyampaikan simpati bagi desakan Tokyo bahwa Jepang takkan menyediakan bantuan bagi Pyongyang sampai kemajuan dibuat ke arah penyelesaian sengketa mengenai warganegara Jepang yang diculik oleh Korut. Bush mengenang pertemuan tahun lalu dengan Sakie Yokota, yang putrinya diculik dalam perjalanan dari sekolah 30 tahun lalu. "Hati saya terenyuh saat bersama seorang ibu berkebangsaan Jepang yang cintanya untuk putrinya tak pernah pupus oleh waktu dan yang kesedihannya tulus dan nyata," kata Bush. Bush dan Abe juga membahas dorongan bagi kemajuan dalam babak Doha mengenai pembicaraan perdagangan global, dan Bush menyatakan ia menyajikan hamburger daging sapi Amerika kepada delegasi Jepang, isyarat bahwa Jepang mesti mencabut larangan atas import daging sapi AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007