Dolar melemah terhadap mata uang utama, setelah Presiden AS terpilih Donald Trump mengatakan bahwa dolar yang terlalu kuat merugikan daya saing AS.
Greenback atau dolar yang melemah membuat minyak mentah dalam denominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Namun, harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran pasar atas berlanjutnya masalah kelebihan pasokan.
Para analis dan investor skeptis bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) secara keseluruhan dan semua produsen non-OPEC akan mematuhi komitmen mereka untuk mengurangi pasokan. Selain itu, pasar telah melihat meningkatnya produksi di AS dan Rusia.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari bertambah 0,11 dolar AS menjadi menetap di 52,48 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, berkurang 0,39 dolar AS menjadi ditutup pada 55,47 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017