Grozny (ANTARA News) - Sedikitnya 18 prajurit dan awak pesawat tewas ketika helikopter mereka ditembak jatuh di kawasan bergolak Chechnya, Rusia, Jumat, kata kantor-kantor berita Rusia dan militer.
Insiden itu tampaknya merupakan serangan tunggal paling mematikan selama lebih dari setahun yang dilakukan gerilyawan Chechnya, yang mengobarkan perang selama 12 tahun melawan pemerintah Moskow namun dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar dari pemimpin mereka tewas dan serangan-serangan mereda.
Seorang jurubicara kantor kejaksaan militer mengatakan kepada Reuters, "Saat ini jumlah kematian mencapai 18 -- awak pesawat dan prajurit." Sejumlah pejabat sebelumnya menyebutkan 17 orang tewas dalam serangan tersebut.
Kantor-kantor berita Rusia mengatakan, helikopter angkut Mi-8 itu ditembak jatuh oleh gerilyawan Chechnya. Militer belum memberikan pernyataan resmi mengenai apa yang menyebabkan helikopter itu jatuh.
Helikopter itu adalah salah satu dari tiga helikopter yang mengangkut pasukan yang mengambil bagian dalam operasi untuk menumpas gerilyawan di dekat kota Shatol di Chechnya selatan, kata Kantor Berita RIA mengutip satu sumber di markas militer daerah Rusia.
RIA juga mengatakan, tembak-menembak terjadi di lokasi jatuhnya helikopter itu antara gerilyawan dan pasukan Rusia.
Kantor Berita Interfax mengutip satu sumber di pasukan keamanan Chechnya pro-Moskow yang mengatakan, seorang pemimpin senior pemberontak mungkin termasuk diantara kelompok gerilyawan yang kini memerangi pasukan Rusia di Shatoi.
Angkatan Udara Rusia dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi bahwa pesawat itu jatuh namun tidak menjelaskan penyebabnya.
"Pukul 11.34 (pukul 14.34 WIB) ketika sedang melaksanakan misi mengangkut pasukan ke daerah selatan Shatoi, sebuah helikopter Mi-8 mengalami keadaan darurat yang membuatnya jatuh."
Rusia melakukan perang di Chechnya sejak 1994 ketika penguasa saat itu Presiden Boris Yeltsin, yang meninggal pekan ini, mengirim pasukan untuk menumpas pemberontakan separatis.
Presiden Vladimir Putin berjanji membasmi pemberontak di wilayah itu ketika ia mulai berkuasa tujuh tahun lalu. Pasukan Moskow, yang bekerja sama dengan pihak berwenang setempat sekutu mereka, membunuh para pemimpin utama separatis dan menghalau gerilyawan ke tempat-tempat persembunyian di daerah pegunungan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007