Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa optimisme pelaku pasar uang terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat kembali menopang pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
"Data neraca perdagangan yang telah dirilis kemarin (16/1) masih menjadi faktor yang menopang mata uang domestik. Data itu menunjukan menandakan aktivitas ekonomi yang cukup sehat," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Desember 2016 mengalami surplus sebanyak 8,78 miliar dolar AS. Sementara pada periode Desember 2016 neraca perdagangan Indonesia surplus 992,1 juta dolar AS.
Ia menambahkan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) yang diproyeksikan dipertahankan di level 4,75 persen, level itu dinilai masih cukup baik dalam menjaga pertumbuhan ekonomi domestik.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa dibantu oleh aliran dana asing ke pasar surat utang negara (SUN), rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS.
Kendati demikian, lanjut dia, aliran keluar dana asing dari pasar saham menahan penguatan rupiah. Di sisi lain, jika pidato Donald Trump meyakinkan dan meningkatkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi, diperkirakan bisa mendorong peluang kenaikan suku bunga AS sehingga dapat mendorong dolar AS meningkat.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.381 dibandingkan Senin (16/1) Rp13.354.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017