"Saat ini tim KNKT melakukan investigasi terkait dengan penyebab gagal mendaratnya hingga terbakar pesawat latih itu dan hasilnya nanti akan disampaikan langsung kepada kawan-kawan media," kata Cahyadi, dalam jumpa pers yang digelar pihak bandara setempat, Selasa.
Menurut dia, badan pesawat latih itu terbakar, sehingga saat proses penyingkiran, bangkai pesawat terbang itu terpaksa harus dibelah untuk memudahkan pemadaman api dan mempercepat proses evakuasi, agar tidak mengganggu penerbangan komersial.
"Terkait dengan berapa persen kerusakan pesawat latih tersebut dan pemicu terbakarnya pesawat akan disampaikan secara detail oleh tim KNKT," katanya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, tim KNKT akan menyampaikan hasil investigasinya kepada media pada pukul 16.00 WIB.
Menurut dia, badan pesawat latih itu terbakar, sehingga saat proses penyingkiran, bangkai pesawat terbang itu terpaksa harus dibelah untuk memudahkan pemadaman api dan mempercepat proses evakuasi, agar tidak mengganggu penerbangan komersial.
"Terkait dengan berapa persen kerusakan pesawat latih tersebut dan pemicu terbakarnya pesawat akan disampaikan secara detail oleh tim KNKT," katanya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, tim KNKT akan menyampaikan hasil investigasinya kepada media pada pukul 16.00 WIB.
Pesawat latih milik Mandiri Utama Flight Academy jenis Cessna 172 S dengan nomor registrasi PK MU gagal mendarat dan sempat terbakar di Bandara Blimbingsari, sekitar pukul 10.17 WIB Senin (16/1).
Perempuan pilot asal Tangerang, Jawa Barat, Regina Mertalia (19), yang mengemudikan pesawat terbang latih itu selamat dan hanya luka ringan. Saat insiden terjadi, perempuan siswa sekolah penerbang itu itu sedang terbang solo.
PK MU diketahui meminta izin lepas landas sekitar pukul 09.15 WIB dan setelah itu, pesawat meminta izin mendarat sekitar pukul 10.17 WIB.
"Saat mendarat itu, berdasarkan pengamatan petugas pesawat bisa mendarat, namun mendadak pesawat oleng dan terbanting ke kanan, sehingga sayap pesawat menghantam landasan pacu dan terbakar," ujarnya.
Pewarta: Zumrotin Solichah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017