"Data neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus dan kembali dinaikannya peringkat Indonesia oleh JP Morgan cukup mempengaruhi pergerakan rupiah," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Desember 2016 mengalami surplus sebanyak 8,78 miliar dolar AS. Sementara pada periode Desember 2016 neraca perdagangan Indonesia surplus 992,1 juta dolar AS.
Ia mengemukakan bahwa JP Morgan menaikkan peringkat Indonesia menjadi neutral dari sebelumnya underweight. Hal itu didasari kondisi pasar keuangan di negara berkembang, termasuk Indonesia yang terbukti masih dapat bertahan meski sempat terguncang pasca terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS.
"Kendati demikian, pelaku pasar diharapkan tetap mewaspadai dan mencermati berbagai sentimen yang muncul selanjutnya yang dapat berpotensi membuat arah rupiah bergerak berbalik arah," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa fluktuasi mata uang rupiah masih didukung oleh penguatan di pasar surat utang negara (SUN).
Sentimen selanjutnya, lanjut dia, fokus pelaku pasar akan beralih ke hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan disimpulkan Kamis pekan ini. Diperkirakan Bank Indonesia belum mengubah suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate).
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017