Salah seorang warga Kota Sibolga, Hj Ratna Wilis (72) dihubungi dari Medan, Senin malam menyebutkan, ratusan warga di Kelurahan Pancuran Dewa, Kecamatan Sibolga Selatan, terpaksa lari berhamburan ke luar rumah.
Hal ini, dilakukan warga tersebut, untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini, kemungkinan rumah di daerah itu mengalami roboh.
"Sebab, sebagian rumah warga di Kelurahan Pancuran Dewa itu, banyak yang terdiri dari bangunan," ujar Ratna.
Ia menjelaskan, getaran gempa yang terjadi di "kota ikan" itu, hampir selama lima detik, dan juga mencemaskan warga yang berada di daerah tersebut.
Bahkan, mereka trauma dengan gempa yang terjadi di Aceh dan Sumatera Barat.
"Setiap gempa di Aceh dan Padang, Kota Sibolga mengalami getaran.Apalagi gempa saat ini berada di Kabupaten Deli Serdang, wilayah Provinsi Sumut," katanya.
Ketika ditanyakan apa ada rumah yang retak, saat terjadinya gempa tersebut, Ratna menyebutkan, tidak ada rumah yang rusak atau roboh, dan dalam keadaan aman.
Ratna mengatakan, saat gempa terjadi, sebahagian warga sedang menonton siaran televisi dan berada di warung kopi.
"Hingga pukul 20.15 WIB, warga Kelurahan Pancuran Dewa sudah tenang dan masuk kembali ke dalam rumah mereka," kata warga Sibolga itu.
Sebelumnya, sejumlah daerah di Sumatera Utara mengalami gempa dua kali gempa yang terjadi pada Senin malam pukul 19.13 WIB dan 19.42 WIB.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kualanamu Mega Sirait di Medan, Senin malam, mengatakan pada pukul 19.13 WIB, gempa yang terjadi berkekuatan 3,9 skala richter (SR).
Sedangkan gempa yang terjadi pada pukul 19.42 WIB memiliki kekuatan 5,6 SR.
Pusat gempa yang pertama berada di 23 km barat daya Kabupaten Deliserdang dengan lokasi di 3,24 derajat lintang utara dan 98,59 derajat bujur timur.
Adapun pusat gempa tersebut berada di 10 di bawah kedalaman laut.
Sedangkan gempa kedua berpusat di 28 km barat daya Deliserdang dengan kedalaman 10 km di bawah permukaan laut.
Adapun lokasi gempa tersebut berada pada 3,33 derajat lintang utara dan 98,46 derajat bujur timur.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017