Surabaya (ANTARA News) - Ekspor migas Jawa Timur sepanjang tahun 2016 yang mencapai 1.008 juta dolar AS meningkatkan neraca perdagangan Jatim, sehingga mampu surplus 330 juta dolar AS pada tahun 2016, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono.
"Naiknya total ekspor Jatim hingga surplus tidak lepas dari demand (kebutuhan) yang bagus pada semester II tahun 2016. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan adalah sektor migas," kata Teguh di Surabaya, Senin.
Ia mengatakan total ekspor Jatim sepanjang 2016 tercatat mencapai 18,952 miliar dolar AS, atau naik 10,70 persen. Sedangkan impor hanya tercatat 18,622 miliar dolar AS atau turun tipis 3,44 persen dibanding tahun 2015.
"Untuk ekspor migas, angkanya naik hingga 61,64 persen dibanding total ekspor migas sepanjang tahun 2015 yang hanya mencapai 624,19 juta dolar AS, sebab demand dari negara besar seperti Amerika Serikat dan Jepang terus naik," katanya
Menurut dia, naiknya ekspor migas berdasarkan catatan BPS Jatim juga diikuti oleh sektor non migas yang tercatat 17,943 miliar dolar AS atau naik hingga 8,77 persen dibanding tahun 2015 yang hanya 16,495 miliar dolar AS.
"Untuk sektor non migas, didorong oleh beberapa komoditas, seperti ekspor tembaga yang mencapai 871.704 dolar AS, atau naik hingga 6,84 persen dibanding tahun 2015 yang tercatat 636.336 dolar AS," katanya.
Selain itu, kata dia, juga didorong komoditas kayu yang masih menjadi andalan Jatim dengan total eskpor mencapai 1,148 miliar dolar AS atau naik 4,69 persen dibanding 2015.
Sementara penurunan impor Jatim, kata Teguh, karena beberapa komoditas salah satunya adalah impor baja dan besi yang memang sedang diketatkan oleh pemerintah.
"Tahun lalu, impor baja dan besi hanya tercatat 1,230 miliar dolar AS menyusut hingga 12,44 persen dibanding tahun 2015 yang total impornya mencapai 1,294 miliar dolar AS," katanya.
Selain itu, impor plastik juga melorot dari 1,069 miliar dolar AS pada tahun 2015 turun hingga 12,11 persen atau hanya 1,104 miliar dolar AS pada 2016, akibat adanya kebijakan cukai plastik yang diterapkan pemerintah.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017