Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai kumulatif impor Indonesia dari Januari hingga Desember 2016 mencapai 135,65 miliar dolar AS atau turun 4,94 persen dibandingkan periode sama pada 2015.
Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin, memaparkan kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas 18,72 miliar (turun 23,92 persen) dan non migas 116,93 miliar dolar AS (turun 0,98 persen).
Penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya semua komponen migas, meliputi minyak mentah 1,332 miliar dolar AS (16,53), hasil minyak 4,211 miliar dolar AS (28,97 persen) dan gas 344 juta dolar AS (17,09 persen).
Impor migas Desember 2016 juga turun, menjadi 1,68 miliar dolar AS atau turun 2,13 persen jika dibandingkan November 2016. Impor non migas Desember 2016 mencapai 11,08 miliar dolar AS atau naik 1,35 persen jika dibandingkan November 2016.
Sedangkan impor golongan bahan baku dan barang modal selama Januari-Desember 2016 turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya masing-masing 5,73 persen dan 9,64 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi naik 13,54 persen.
Peningkatan impor nonmigas terbesar pada Desember 2016 adalah dari golongan perhiasan atau permata 101 juta dolar AS (48,96 persen), sedangkan penurunan terbesar dari golongan mesin dan peralatan listrik 112 juta dolar AS (7,07 persen).
Kemudian tiga negara barang impor nonmigas terbesar pada priode Januari-Desember 2016 adalah China dengan nilai 30,69 miliar dolar AS (26,24 persen), Jepang 12,97 miliar dolar AS (11,09 persen), dan Thailand 8,60 miliar dolar AS (7,36 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mengambil pangsa pasar 21,46 persen, sementara dari Uni Eropa 9,11 persen.
Selama tiga belas bulan terakhir nilai impor migas tertinggi tercatat pada Desember 2015 dengan nilai mencapai 1,789 miliar dolar As dan terendah terjadi pada Februari 2016 yaitu 1,22 miliar dolar AS.
Nilai impor nonmigas tertinggi tercatat pada Desember 2016, yaitu 11,092 miliar dolar AS dan terendah pada Juli 2016 dengan nilai 7,510 miliar dolar AS.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017