Nyanza (ANTARA News) - Ratusan orang menghadiri pemakaman raja terakhir Rwanda Kigeli V di bekas ibu kota kerajaan negara tersebut Nyanza pada Minggu (15/1).
Kigeli dimakamkan di kampung halamannya setelah jasadnya dipulangkan dari Washington pada Senin. Dia tinggal di pengasingan di Amerika Serikat sejak 1992.
Kigeli wafat pada Oktober di usia 80 tahun, tapi pemakamannya ditunda akibat perdebatan antara keluarganya tentang tempat dia harus dimakamkan -- di AS atau di tanah kelahirannya.
Upacara keagamaan berlangsung di luar ruangan di lapangan King;s Palace yang kini menjadi museum di Nyanza, sekitar 100 kilometer dari ibu kota Kigali, kata seorang wartawan setempat kepada AFP.
Mahkota raja Rwanda ditempatkan di peti mati Kigeli sementara keluarganya mengenakan pakaian tradisional "umushanana".
Puluhan warga setempat bergabung dengan keluarga Kigeli dan Menteri Kebudayaan Rwanda Julienne Uwacu untuk memberikan penghormatan.
"Dia adalah orang yang berjuang untuk kemerdekaan Rwanda," kata seorang petani berusia 69 tahun Anastaze Musonera.
"Meski di pengasingan, ia adalah teman dari Rwanda. Ia tidak mengkritik, ia tidak menodai citra Rwanda," katanya.
Mantan raja itu dimakamkan di sebuah bukit di dekat makam saudara tirinya dan pendahulunya Mutara III, yang meninggal pada 1959.
Kerajaan dihapuskan pada 1961, dua tahun setelah Kigeli yang lahir dengan nama Jean-Baptiste Ndahindurwa, naik takhta. (mr)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017