Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.342, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.338 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan mata uang rupiah masih berada dalam area negatif terhadap dolar AS mengantisipasi kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh pemerintahan baru Amerika Serikat.
"Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) dan pengetatan likuiditas cukup mempengaruhi laju mata uang domestik," katanya.
Namun, ia mengharapkan bahwa sentimen dari Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan tren suku bunga rendah pada tahun 2017 dapat menjaga fluktuasi mata uang rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, masih adanya dana asing yang masuk selama periode 1-9 Januari 2017 berjumlah sekitar 700 juta dolar AS diharapkan juga dapat membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada awal Januari ini.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari Bank Indonesia terkait defisit transaksi berjalan sepanjang 2016 yang diperkirakan menyusut menjadi 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 2,06 persen juga dapat menjadi pendorong rupiah untuk kembali bergerak di area positif.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa ruang penguatan rupiah masih tersedia di tengah harapan neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2016 yang diperkirakan surplus.
"Neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2016 diperkirakan surplus 600 juta dolar AS diharapkan mampu menjaga pergerakan rupiah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017