Presiden dan Panglima TNI menaiki Panser Anoa Amfibi yang dikendarai oleh dua perempuan prajurit TNI Angkatan Darat, Serda (K) Lutfiah (Pussenif Kodiklat TNI AD) dan Serda (K) Melysa Situmorang (Pusdikif TNI AD), dari gerbang utama Delta II menuju danau di Markas Besar TNI.
Panser Anoa Amfibi selanjutnya melintasi danau Mabes TNI menuju Gedung Aula Gatot Subroto, tempat Rapat Pimpinan TNI 2017. Hujan turun saat Presiden mencoba kendaraan militer itu.
Setelah menaiki Panser Anoa Amfibi menempuh jarak sekitar 300 meter, Presiden akan memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan TNI.
Panglima TNI membuka Rapat Pimpinan TNI tahun 2017, yang berlangsung 16 Januari hingga 19 Januari di Aula Gatot Subroto, Markas Besar TNI.
"Kompetisi global ini kalau kita simak benar bahwa kondisi geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia memegang posisi yang strategis. Inilah betapa pentingnya Rapim, karena indikasi-indikasi tersebut sudah mulai terlihat makanya saya katakan Rapim ini sangat penting," katanya.
Rapat itu diikuti oleh 184 peserta yang meliputi pemimpin TNI, pejabat Markas Besar TNI, pejabat TNI Angkatan Darat, pejabat TNI Angkatan Laut, pejabat TNI Angkatan Udara, Peninjau (Pati yang menduduki jabatan di luar struktur TNI) dan 57 Pati Polri.
Selama rapat para peserta antara lain akan mendapat pengarahan dari Presiden serta pembekalan dari para menteri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kepala Badan Narkotika Nasional, Kepala Badan Pengawas Pemilu, Ketua Komisi Pemilihan Umum, dan para Kepala Staf Angkatan.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Wilayah perbatasan yang porous perlu mendapatkan perhatian yang khusus.