Yogyakarta (ANTARA News) - Kabupaten Bantul dan Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah paling rawan dilanda bencana tsunami, jika terjadi gempa bumi yang bersumber di laut. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tiar Prasetyo, di Yogyakarta, Jumat, mengatakan bahwa pantai di dua kabupaten yang berhadapan dengan laut tersebut sangat terbuka tanpa ada penahan terjangan gelombang tsunami, seperti perbukitan. Hal itu, katanya, berbeda dengan pantai-pantai di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang relatif lebih aman, karena terdapat deretan perbukitan yang dapat mengurangi kekuatan arus gelombang tsunami yang akan menerjang daratan. "Saat ini yang harus diwaspadai adalah subduksi sepanjang patahan di laut. Jika kekuatan gempa di atas 6,5 skala Richter (SR) dengan sumber gempa yang tergolong dangkal, antara 33 hingga 60 km, berpotensi terjadi tsunami," kata dia. Gempa bumi yang mengguncang sebagian wilayah DIY dan Klaten, Jawa Tengah pada Kamis (26/4) sekitar pukul 09.59 WIB yang sumber gempanya berada di laut pada kedalaman 33 km tidak sampai menimbulkan tsunami, karena kekuatan gempa hanya 5,2 SR. Posisi gempa pun berada jauh dari pantai selatan DIY, yakni 88 km tenggara Bantul. Ia mengatakan, peluang gempa bumi baik yang bersumber dari darat maupun laut tetap ada sampai kapanpun. Gempa bumi 27 Mei 2006 telah membuat kondisi tanah rawan, terlebih di sekitar patahan Opak-Oyo. Setiap hari, kata dia, sampai saat ini masih terus terjadi gempa dua sampai tiga kali dengan kekuatan 1 - 2 SR yang tidak dapat dirasakan. "Saat ini yang mesti dilakukan adalah menyusun pola kesiapan menghadapi bencana yang belum terpadu antara pemerintah dan BMG," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007