Yogyakarta (ANTARA News) - Rekonstruksi Candi Prambanan di Yogyakarta, yang rusak akibat gempa bumi 27 Mei 2006, masih menunggu keputusan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), kata Direktur Operasi dan Pengembangan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Ir. Guntur Purnomo, Jumat. Ketika menjelaskan rencana pentas awal Sendratari Ramayana di Teater Terbuka Candi Prambanan, ia menjelaskan, saat ini sejumlah pakar konstruksi dan arkeologi baik dari dalam maupun luar negeri tengah menyiapkan sistem rekonstruksi candi itu. "Mereka rencananya menggelar sidang pada Juni nanti dengan tujuan menentukan sistem rekonstruksi sejumlah candi di kompleks Candi Prambanan," kata Guntur. Didampingi Direktur Administrasi dan Keuangan, Drs. Gendro Wiyono, ia mengatakan bahwa hingga sekarang belum dilakukan pekerjaan rekonstruksi, dan masih dalam taraf penelitian maupun observasi. Berdasarkan hasil pertemuan para ahli diketahui bahwa UNESCO menargetkan mulai pengerjaan rekonstruksi candi itu pada akhir 2007. "Selain didanai UNESCO, sejumlah negara seperti Jepang dan Belanda, sebenarnya siap memberikan bantuan langsung berupa dana dan tenaga ahli untuk merekonstruksi candi tersebut, namun aturan UNESCO mengharuskan semua bentuk bantuan itu harus disalurkan lewat badan dunia tersebut," katanya. Menurut dia, sementara ini yang baru dapat dikerjakan untuk menyelamatkan candi peninggalan agama Hindu itu adalah menurunkan batu candi yang lepas dari susunannya dan dianggap membahayakan pengunjung. "Upaya menurunkan batuan candi itu didanai oleh Pemerintah Indonesia melalui APBN," katanya. Meskipun kondisi candi yang rusak akibat gempa dinilai membahayakan keselamatan pengunjung, pihaknya memutuskan tetap membuka kawasan candi Prambanan bagi wisatawan. "Untuk menjaga keselamatan pengunjung, kami memasang pagar pembatas di zona I kompleks Candi Prambanan dan menyediakan panggung untuk pengunjung agar bisa mengamati candi tersebut tanpa harus melihat dari dekat," katanya menambahkan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007