Beijing (ANTARA News) - Salah satu mantan pastor terkemuka China, Gu Yuese, secara resmi ditahan untuk kedua kali atas tuduhan penggelapan dana, kata orang dekat dengan keluarganya, Jumat.
Kepolisian mengirimkan surat perintah penangkapan kepada keluarga Gu pada 7 Januari dengan menyatakan bahwa dia ditahan atas tuduhan penggelapan dana, kata China Aid, lembaga nirlaba Kristen berkantor di Texas, Amerika Serikat, yang mendorong kebebasan beragama di China.
Direktur China Aid, Bob Fu, menyatakan bahwa penahanan tersebut membuat Gu sebagai salah satu pejabat tinggi keagamaan yang meletakkan jabatannya sejak Revolusi Kebudayaan pada pertengahan 1960-an saat beberapa tokoh keagamaan di China dituntut secara hukum.
"Hal itu akan membawa dampak positif terhadap segala bentuk penolakan dogma dalam lingkungan gereja di China," kata Fu kepada Reuters.
Partai Komunis China menyatakan bahwa pihaknya melindungi kebebasan beragama, namun tetap mengendalikan berbagai bentuk aktivitas keagamaan dan mengizinkan lembaga keagamaan yang diakui secara resmi.
Fu menambahkan bahwa salinan surat perintah penangkapan elektronik telah dikirimkan kepada lembaganya oleh keluarga Gu.
Reuters tidak dapat memverifikasi isi surat perintah penahanan tersebut dan tidak berhasil menghubungi keluarga Gu untuk dimintai komentar.
Pusat penahanan yang disebutkan dalam surat perintah tersebut juga menolak memberikan komentar saay dihubungi Reuters melalui telepon.
Seorang mantan anggota konggregasi Gu yang meminta namanya tidak ditulis ,terkait persoalan sensitif tersebut memastikan penahanan itu dan menyatakan bahwa dia tidak diperkenankan pulang ke rumahnya pada pertengahan Desember lalu.
Penyelidikan Gu atas tuduhan yang sama diumumkan oleh pemerintah atas dukungan Dewan Kristen Hangzhou pada bulan Januari tahun lalu.
Saat dihubungi Reuters mengenai penahanan Gu pada Jumat, Dewan tersebut menyatakan tidak tahu atas persoalan itu.
Dewan Kristen Provinsi Zhejiang melucuti jabatan Gu sebagai ketua komisi pada bulan Februari tahun lalu karena penahanannya terkait penyelidikan yang dianggap melanggar aturan Dewan, demikian media resmi China melaporkan ketika itu.
Presiden China Xi Jinping melancarkan kampanye pembersihan koruptor sejak mulai menjabat pada empat tahun yang lalu.
Gu sebelumnya menjabat pastor yang membawahi sekitar 10.000 pemeluk Kristen di Gereja Chongyi di kota pesisir Hangzhou di Provinsi Zhejiang, wilayah timur China.
Zhejiang merupakan wilayah yang ditempati umat Kristen China terbanyak.
Sebelumnya, kampanye oleh pihak berwenang di sana dengan membongkar salib di atas gereja mengakibatkan kemarahan jemaat.
Pihak berwenang menyatakan bahwa pembongkaran salib tersebut karena dianggap melanggar peraturan.
Kelompok pemerhati Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa pembongkaran tersebut membatasi kebebasan beragama.
Setelah penyelidikan seutuhnya, anggota jemaat gereja Chongyi
kepada Reuters menuturkan bahwa Gu telah menulis kritikan terhadap pembongkaran tersebut.
Namun tidak jelas, apakah penahananan itu terkait penyelidikan atau berkaitan dengan surat kritikan tersebut.
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017