Militer Suriah mencap serangan tersebut sebagai tindakan putus-asa untuk mendukung kelompok teror di Suriah.
Militer Suriah memperingatkan Israel mengenai pembalasan atas "agresi nyata" itu, dan menekankan pasukan militer Suriah akan terus menghapuskan kelompok teror di seluruh negeri tersebut dan "memotong tangan yang mendukungnya".
Serangan itu --yang ditujukan ke pangkalan udara di dekat Damaskus-- mengakibatkan serangkaian ledakan yang suaranya terdengar jelas di berbagai daerah di dekat Damaskus.
Kebakaran besar terjadi dan asap tebal membubung ke udara di daerah tersebut, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Jumat. Sementara itu, mobil ambulans dan pemadam bergegas ke lokasi.
Daerah di sekitar pangkalan udara tersebut mendapat serangan gencar pada Desember 2016, dan militer Suriah saat itu menyatakan beberapa roket Israel mendarat di dekat pangkalan tersebut.
Selain itu, pada 30 November 2016, beberapa pesawat tempur Israel menembakkan roket ke posisi militer di Damaskus Barat, dan mengakibatkan kerusakan harta, kata satu pernyataan militer.
Israel seringkali menganggap benar serangannya baik sebagai pembalasan terhadap serangan bom nyaras yang ditujukan ke daerah yang dikuasainya di Dataran Tinggi Golan atau sebagai serangan yang ditujukan ke posisi kelompok gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, di dalam wilayah Suriah.
Namun, Pemerintah Suriah telah berulangkali menuduh Israel memberi dukungan kepada kelompok gerilyawan di Suriah, yang oleh Pemerintah Presiden Bashar al-Assad dicap sebagai "teroris".
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017