Semarang (ANTARA News) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengevaluasi jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang selama setahun lalu berkurang sekitar 300 ribu orang.
"Dilihat dari data statistik 2016, secara jelas terlihat penurunan penumpang BRT Trans Semarang mencapai sekitar 300 ribu dalam setahun. Ini kami evaluasi," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, usai peluncuran 20 armada baru bus Trans Semarang yang menjadi program peremajaan armada Koridor I rute Mangkang-Penggaron.
Menurut dia, penurunan jumlah pengguna layanan Trans Semarang itu bisa disebabkan beberapa hal, seperti kondisi bus yang sudah mulai rusak, waktu tunggu yang masih lama, hingga pelayanannya.
"Saya khawatir banyaknya komplain, seperti kondisi bus yang bobrok, AC (air conditioner) rusak, hingg pelayanan petugas yang kurang ramah menyebabkan masyarakat enggan naik Trans Semarang," katanya.
Maka dari itu, kata dia, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perhubungan terus berupaya meningkatkan pelayanan, salah satunya peremajaan armada sebagaimana dilakukan untuk Koridor I.
Diakuinya, Koridor I Trans Semarang yang melayani rute Mangkang-Penggaron selama ini memang jalur padat penumpang, namun kondisi armadanya memprihatinkan karena sudah lama dioperasikan.
"Sejak pertama kali diluncurkan pada 2009 silam, sudah sekitar 7-8 tahunan armada BRT Trans Semarang beroperasi. Padahal idealnya masa pakai armada hanya sampai 2015," katanya.
Secara bertahap, kata dia, armada Trans Semarang akan diremajakan, tetapi harus pula diikuti peningkatan pelayanan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat menggunakan layanan Trans Semarang.
"Dinas Perhubungan Kota Semarang harus melakukan diklat atau bimbingan kepada pengelola BRT Trans Semarang karena banyak komplain masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan," katanya.
Apalagi, kata dia, sudah banyak saluran yang bisa digunakan untuk pelaporan, seperti SMS Lapor Hendi yang bisa langsung diketahuinya dan segera dilakukan tindak lanjut atas laporan yang masuk.
"Saya pernah dapat komplain dari masyarakat terkait sopir BRT Trans Semarang yang ugal-ugalan. Bahkan, sampai ada kasus kekerasan yang dilakukan petugas BRT Trans Semarang," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017