Jakarta (ANTARA News) - Terdapat 32 perusahaan pengolahan dan pemurnian hasil tambang atau smelter yang telah beroperasi di Indonesia dengan total investasi mencapai 20 miliar dollar AS sejak 2012 hingga 2016.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonathan Handoyo.
"Dari tahun 2012 sampai 2017 sudah ada 32 smelter baru yang sudah selesai dibangun. Nilai investasinya 20 milyar dollar AS," kata Jonathan saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, sebagian besar investor adalah pemegang Izin Usaha Industri (IUI) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang banyak berasal dari Tiongkok.
Adapun ke-32 perusahaan tersebut mengolah berbagai macam logam seperti nikel, alumina, besi, zircon, silica dan tembaga yang beroperasi di berbagai daerah di Indonesia seperti di Ketapang, Banten, Gresik, Konawe, Morowali dan Pulau Obi.
Menurut Jonathan, belum ada informasi tentang perusahaan yang akan berinvestasi sepanjang 2017, karena masih menunggu keputusan pemerintah.
"Belum ada. Mungkin tunggu apa yang jadi keputusan Pemerintah," ungkap Jonathan.
Jonathan berharap, pemerintah dapat mempertahankan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba dengan tidak mengubah kebijakannya melalui aturan lainnya.
Menurutnya, jika UU tersebut dipertahankan, maka industri smelter akan dapat tumbuh lebih baik tahun ini.
"Ya pasti, karena harga Nikel juga akan normal kembali. Hiruk-pikuk beberapa hari ini membuat harga Nickel turun," pungkasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017