Alat ini merupakan kunci otomatis karena apabila pengendara tidak membawa SIM, STNK, dan helm, kendaraan tidak akan bisa digunakan, kata salah seorang guru pendamping SMK Negeri 1 Ngawen Heru Raharjo di Gunung Kidul, Rabu.
"Alat ini kami beri nama Safety Riding Kit S2-HK berbasis mikrokontroler arduino nano, di mana perangkat keamanan berkendara yang berbasis kontrol SIM, STNK dan Helm keselamatan," katanya.
Ia mengatakan fungsi alat ini jika ingin menggunakan kendaraan harus menempelkan SIM dan STNK di badan motor, serta menggunakan helm yang tali pengamannya harus terpasang dengan sempurna. Alat ini terdiri dari tiga bagian yakni pembaca sensor SIM dan STNK, sensor helm dan prosesor untuk mengolah data ketiga komponen tersebut.
"Saat ini terus kami kembangkan agar mudah dan murah diaplikasikan kepada masyarakat," katanya.
Heru mengatakan pembuatan alat ini dilatarbelakangi banyaknya kecelakaan yang melibatkan pelajar sehingga diharapkan bisa mengurangi risiko. "Kami berusaha untuk membantu menekan angka kecelakaan," katanya.
Ia mengatakam penemuan ini mampu menjadi juara klinik sains SMK DIY 2016, Juara KIR lomba karya ilmiah remaja IST AKrpint, dan Juara festival baron technopark 2016. "Sedang kami proses untuk mendapatkan hak cipta," katanya.
Salah seorang siswa yang ikut mengembangkan alat ini, Taufik Kalfin Ashari (16) menyampaikan dalam sepuluh tahun terakhir siswa SMKN 1 Ngawen banyak yang mengalami kecelakaan, dan beberapa di antaranya meninggal dunia.
"Salah satu penyebabnya, banyak pengendara yang belum memiliki sim, dan tidak menggunakan helm saat berkendara," katanya.
Ia mengatakan dengan penggunaan alat ini diharapka bisa mengurangi angka kecelakaan. "Semoga bisa mengurangi angka kecelakaan," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017