Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah 28 poin menjadi 13.308 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya bertahan pada 13.280 per dolar AS.
"Pelaku pasar cenderung menahan transaksinya di pasar negara berkembang menjelang pidato Presiden terpilih AS Donald Trump sehingga dolar AS cenderung bergerak menguat," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa sentimen mengenai konsumsi rumah tangga di sepanjang kuartal keempat 2016 yang melambat turut menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang domestik.
Meski demikian, lanjut dia, fluktuasi mata uang rupiah relatif stabil terhadap dolar AS di tengah harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam tren penguatan.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Rabu (11/1) sore ini menguat 0,79 persen menjadi 51,22 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,91 persen menjadi 54,13 dolar AS per barel.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa dalam jangka pendek, pergerakan rupiah akan bervariasi terhadap dolar AS mengantisipasi sentimen yang datang dari Amerika Serikat, termasuk kemungkinan perubahan suku bunga oleh The Fed.
Namun, menurut dia, secara jangka menengah-panjang fluktuasi rupiah akan tetap berada dalam tren penguatan menyusul sejumlah data ekonomi yang telah dirilis masih menunjukan perbaikan.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi 13.327 per dolar AS dibandingkan Selasa (10/1) pada 13.320.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017