Jakarta (ANTARA News) - Ekskalasi harga cabai --terkhusus cabai rawit-- yang akhir-akhir ini terjadi di tengah masyarakat memerlukan kebijakan khusus yang sifatnya menyeluruh tidak hanya dalam hal budi daya tetapi juga distribusi, kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron.
"Harus ada perlakuan khusus dari pemerintah agar bisa menurunkan kembali harga di tingkat petani pada tingkat harga yang lebih rasional," kata Khaeron di Jakarta, Rabu.
Politisi Partai Demokrat itu mengemukakan hal itu saat inspeksi mendadak di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Rabu pagi.
Menurut dia, berdasarkan pengecekan ke Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, sebenarnya harga di tingkat produksi normal, tetapi karena harga di pasar mengalami kenaikan maka harga di tingkat petani juga ikut naik pula.
Karena itu, ia berpendapat, bila ternyata hasil budi daya cabai cukup untuk pasokan, tetapi harga di pasar melonjak tinggi, maka yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan aspek pendistribusian yang harus benar-benar dikawal dengan baik.
Herman menegaskan solusinya tidak bisa dilakukan secara parsial terkait dengan produksi saja, tetapi juga harus komprehensif seperti ada yang bersifat khusus dalam hal distribusi, yang juga bisa terdampak oleh sejumlah faktor seperti libur panjang yang terjadi pada penggantian tahun.
Sebelumnya, pemerintah dinilai perlu mengembangkan teknologi produksi hortikultura untuk komoditas pangan nusantara agar dapat mencegah kerentanan iklim seperti yang dialami cabai yang harganya melonjak akhir-akhir ini.
"Kami melihat perkembangan teknologi produksi hortikultura kita masih tertinggal dari berbagai negara. Padahal dengan jumlah penduduk yang besar kebutuhan pangan menjadi sangat strategis," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR, Ecky Mucharam, Selasa (10/1).
Dia berpendapat lonjakan harga pangan setiap tahun yang terus berulang, seharusnya didekati dengan manajemen peningkatan produksi dan manajemen pasokan yang baik.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah perlu membenahi tata niaga dan manajemen pasokan komoditas hortikultura, serta harus memangkas kartel-kartel pangan dan harus mengelola stok komoditas secara tepat.
"Saya kira, pemerintah juga perlu serius menjalankan rencana untuk membangun gudang besar berpendingin (cold storage) seperti yang dimiliki Dubai untuk mengelola pangan-pangan strategis," katanya.
Hal tersebut, lanjutnya, ketika pasokan tinggi, pasokan yang ada bisa disimpan di gudang berpendingin itu untuk selanjutnya dapat digunakan pada saat produksi berkurang.
Menurut Ecky, pengembangan teknologi produksi hortikultura yang harus ditingkatkan, selain mengembangkan produk olahan turunan untuk komoditas tersebut agar lebih tahan lama.
Pengembangan varietas unggul yang tahan terhadap perubahan musim telah berkembang dinilai seharusnya dapat dikembangkan secara masif oleh pemerintah.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017