Oslo (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengkonfirmasi keputusan negara itu untuk membekukan perjanjian Kekuatan Konvensional Eropa (CFE), demikian dikemukakan Sekretaris Jendral Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jaap de Hoop Scheffer, Kamis waktu setempat. "Sergei Lavrov mengkonfirmasi pernyatan President Putin yang disampaikan pagi ini bahwa Rusia membekukan -- ia menggunakan istilah moratorium -- kepatuhan negara itu pada perjanjian CFE yang diubah," kata Scheffer, layaknya dikutip AFP. Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pidato kenegaraannya, Kamis, mengatakan bahwa Moskow akan menarik diri dari CFE sampai semua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) saat ini meratifikasinya. "Pesan itu disambut dengan keprihatinan, keprihatinan yang besar, kekecewaan dan penyesalan yang dalam karena sekutu berpedapat bahwa perjanjian CFE adalah salah satu bagian terpenting keamanan Eropa," kata Scheffer. Perjanjian itu ditandatangani pada 1990 di Paris oleh negara-negara NATO dan eks-Pakta Warsawa untuk membatasi persenjataan berat militer di kawasan itu. Perjanjian tersebut diubah di Istambul pada 1999 setelah bubarnya Pakta Warsawa, dalam upaya membatasi penempatan per negara. Negara-negara NATO menolak meratifikasi pakta baru itu dengan alasan Moskow telah gagal memenuhi komitmennya yang dibuat di Istambul untuk menarik pasukan Rusia dari Georgia dan Moldova, negara-negara bekas republik Uni Sovyet. Tuntutan Putin, agar semua negara meratifikasi CFE tampaknya ditujukan secara khusus pada negara-negara Baltik -- Estonia, Latvia dan Lithuania -- yang dulu menjadi bagian dari Uni Sovyet dan bukan bagian dari perjanjian tersebut. Ketiga negara itu kini menjadi anggota NATO. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007