Dhaka (ANTARA News) - Para dokter di seluruh dunia terkenal dengan tulisan tangan yang sulit dibaca, namun sekarang sebuah pengadilan di Bangladesh berusaha melarang gaya menulis semacam itu agar para pasien bisa membaca resep lebih jelas dan tidak mengambil obat yang salah.

Para dokter sekarang harus mengetik resep mereka atau menulisnya dengan huruf kapital lebih tebal, kata Wakil Jaksa Agung Mokhlesur Rahman kepada AFP setelah pengadilan mengeluarkan putusannya, Senin malam (9/1).

"Pengadilan memerintahkan Menteri Kesehatan mengedarkan putusan tersebut ke seluruh dokter negara. Kementerian juga diminta melaporkan perkembangan situasi itu dalam waktu enam pekan," katanya.

Pengadilan juga mengatakan bahwa para dokter harus menggunakan nama generik obat, bukan merek obat tertentu.

"Banyak pasien dan bahkan beberapa apoteker tidak bisa membaca apa yang para dokter tulis di resep mereka," kata pengacara Manzil Morshed, yang mengajukan gugatan untuk kepentingan umum itu.

"Oleh karena itu, mereka sering mengambil obat yang salah. Itu membuat mereka mengeluarkan uang lebih banyak untuk hal sia-sia dan kadang bisa membahayakan kesehatan."

Putusan pengadilan itu mendapat pujian di media sosial, meski beberapa dokter meminta pemerintah untuk sedikit melakukan tugasnya dengan memperkenalkan sistem komputerisasi peresepan.

"Kenapa menyalahkan kami ketika Anda tidak bisa menerapkan sistem peresepan komputerisasi?" tulis Farhan Kabir di Facebook.


Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017