Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat santun dalam bermedia sosial guna menghindari permusuhan yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Gunakan media sosial untuk menyambung silaturahim dan menambah wawasan, bukan untuk menyebarkan berita hoax, hasutan, ujaran kebencian, maupun pesan-pesan bernada provokatif yang membuat gaduh bangsa," kata Khofifah di Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa, sebagaimana dikutip dalam siaran pers.
Khofifah mangatakan, di tengah arus informasi yang begitu deras, netizen dituntut lebih cerdas dalam menerima berita dan informasi. Masyarakat perlu melakukan verifikasi atau cek ulang setiap kali menerima berita dan informasi dari media sosial.
Saat ini, lanjutnya, banyak sekali situs-situs yang menampilkan hoax atau berita bohong. Tujuannya bermacam-macam, mulai dari mengejar "traffic" kunjungan, menebarkan kebencian satu sama lain, hingga memecah belah persatuan.
"Sekalipun masyarakat bebas berekspresi lewat media sosial, namun tetap harus ada etika yang dijunjung. Hendaknya pilah pilih terlebih dahulu semua informasi yang diterima, benar atau salah, tidak asal share," imbuhnya.
Khofifah berharap keberadaan media sosial mampu ikut mendorong percepatan pembangunan bangsa dan menyelesaikan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan.
Ia mencontohkan kasus Sony dan Marcel, dua anak telantar di Tangerang, Banten, yang dengan cepat tertangani setelah menjadi viral di media sosial.
Tahun 2016, Aura Nurusyifa (18), remaja penderita malnutrisi atau gizi buruk asal Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, segera memperoleh penanganan setelah sebelumnya menjadi viral di jejaring sosial Facebook.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017