Gaza City (ANTARA News) - Puluhan warga Palestina di Gaza berdemonstrasi pada Senin (9/1) atas kelangkaan listrik yang sedang terjadi, aksi terbaru dalam serangkaian demonstrasi terhadap pemerintah Hamas di wilayah terkepung itu.

Kelangkaan listrik di wilayah kantong Palestina tersebut terjadi berulang kali dalam beberapa pekan terakhir. Rumah-rumah di Gaza City hanya mendapatkan pasokan listrik empat jam sehari -- dari normalnya sekitar delapan jam.

Warga di kota-kota lain dan kamp pengungsi mendapatkan pasokan listrik lebih sedikit dari Gaza City.

Serangkaian protes terhadap perusahaan listrik yang dikelola Hamas ditindak oleh aparat kepolisian, dengan sejumlah penangkapan, menurut sebuah lembaga swadaya masyarakat.

Khaled al-Batsh, pemimpin dalam gerakan Jihad Islam, berbicara kepada puluhan demonstran pada Senin, menyerukan semua pihak berupaya keras dalam mengatasi "memburuknya krisis listrik."

Dia memperingatkan "tragedi" akan terjadi jika tidak ada perubahan.

PBB mengatakan kelangkaan disebabkan berbagai faktor termasuk infrastruktur yang kurang memadai, kurangnya pembayaran tagihan, penutupan terowongan ilegal di perbatasan Mesir tempat bahan bakar diselundupkan dan pengeboman pembangkit listrik Gaza oleh Israel.

Namun, kelangkaan semakin memburuk belakangan ini akibat perselisihan antara Islamis Hamas yang memerintah Gaza, dan Fatah yang menguasai Tepi Barat, terkait pembayaran pajak untuk impor bahan bakar ke Gaza.

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kelangkaan tersebut, demikian AFP. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017