Surabaya (ANTARA News) - Setelah gagal menembus Bandara Juanda, Surabaya, ribuan warga korban lumpur Lapindo Brantas Inc. dari empat desa, yakni Kelurahan Siring, Jatirejo, Renokenongo (Porong) dan Kedungbendo (Tanggulangin), Kamis malam, akhirnya melakukan aksi "pendudukan" gedung DPRD Sidoarjo. Saleh, satu di antara korlap dari Desa Siring, mengatakan aksi warga itu seharunya tak perlu terjadi bila Andi Darussalam Tabusalla (Vice President PT Minarak Lapindo Jaya) hadir menemui warga dalam dialog di gedung DPRD Sidoarjo Kamis siang. Menurut dia, keputusan menginap di gedung DPRD Sidoarjo akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan dan pihaknya juga akan menggelar agenda aksi demo lanjutan pada Jumat (27/4), namun warga masih akan melakukan konsolidasi dulu dengan perwakilan empat desa lainnya. "Kami mundur dari bandara, tapi bukan untuk mengalah. Kami akan susun rencana untuk aksi lanjutan pada Jumat (27/4)," katanya. Ia menyatakan, warga empat desa tetap akan menuntut haknya sesuai janji yang sudah disampaikan Yusuf Martak (Vice Presiden PT Energi Mega Persada Tbk) pada 4 Desember 2007, yakni warga mendapat ganti rugi "cash and carry" dengan pembayaran 20 persen dibayar di muka dan 80 persen dibayarkan sebulan sebelum masa sewa kontrak dua tahun berakhir. "Jika tuntutan warga tidak dipenuhi maka warga akan berbondong-bondong berangkat ke Jakarta lagi untuk melakukan aksi unjukrasa seperti yang dilakukan warga PerumTAS I sebelumnya," katanya. Ketika ribuan warga dari empat desa korban lumpur mengurungkan niatnya menembus Bandara Juanda, Kamis petang, tiga warga Porong dikabarkan hilang secara misterius. Informasi yang dihimpun ANTARA News menyebutkan, tiga warga itu diangkut polisi karena dianggap biang kerok pengeroyokan. Ketiga warga yang belum diketahui identitasnya tersebut dikabarkan ditahan di salah satu pos polisi. Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Anang Iskandar ketika dikonfirmasi tampak memilih tutup mulut dan ia enggan berkomentar soal menghilangnya tiga warga itu. Ribuan warga memutuskan kembali ke Sidoarjo, namun mereka tetap tidak pulang ke rumah masing-masing, melainkan bergeser ke DPRD Sidoarjo. "Kita akan menginap sampai rekan kami yang hilang dikembalikan polisi sambil melakukan konsolidasi untuk merancang agenda aksi berikutnya," kata salah seorang warga.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007