"Nilai tukar rupiah stabil dengan kecenderungan menguat, menandakan semakin mendominasinya sentimen positif," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Rangga mengatakan naiknya cadangan devisa periode Desember 2016 menjadi salah satu faktor positif bagi rupiah.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2016 sebesar 116,4 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir November 2016 yang sebesar 111,5 miliar dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan sentimen dari dalam negeri berkenaan dengan cadangan devisa Indonesia akan menjaga rupiah untuk jangka menengah-panjang.
"Cadangan devisa menunjukan fundamental ekonomi nasional masih cukup kondusif sehingga direspon pelaku pasar uang dengan mengakumulasi rupiah," kata Lukman Leong.
Selain itu, Rangga mengatakan, saat ini fokus pelaku pasar tertuju pada prospek keseimbangan fiskal di 2017 yang bisa terganggu jika realisasi pendapatan tidak tercapai. Pelaku pasar juga menunggu perkembangan realisasi program amnesti pajak periode III.
Dari eksternal, ia menjelaskan, ada pengaruh dari terkoreksinya dolar AS bersamaan dengan turunnya imbal hasil US Treasury dan pesimisme terhadap dolar AS menjelang pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari 2017.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017