Mosul, Irak, (ANTARA News) - Pasukan keamanan Irak pada Senin (9/1) merebut kembali tiga permukiman di Kota Mosul, sementara pertempuran sengit untuk mengusir petempur ISIS berlanjut, kata militer Irak.
Di front timur, pasukan elit Dinas Kontra-Terorisme Irak (CTS) membebaskan Permukiman Baladiyat dan membuat kemajuan besar di permukiman yang berdampingan, Sukkar, di tengah bentrokan sengit dengan petempur fanatik, kata satu pernyataan dari Komando Operasi Gabungan Irak.
Pertempuran di kedua permukiman itu menewaskan tak kurang dari 25 gerilyawan dan menghancurkan satu mobil yang dipasangi perangkap, kata pernyataan tersebut.
Pada hari yang sama, personel komando CTS melancarkan operasi untuk membersihkan Permukiman Furqan dan Atibaa di sisi timur kota itu, setelah tentara merebut kembali kedua permuiiman tersebut dari anggota ISIS dalam beberapa hari belakangan. Sebelumnya terjadi pertempuran sengit antara personel CTS dan gerilyawan, kata sumber itu.
Selama operasi pembersihan, puluhan anggota ISIS menyerang tentara di Permukiman Furqan, kata Xinhua . Namun tentara mematahkan serangan mereka, menewaskan sebanyak 30 gerilyawan dan menghancurkan dua kendaraan mereka yang membawa senapan mesin berat, tambah sumber tersebut.
Di front tenggara, prajurit militer dan polisi federal Irak membebaskan Permukiman Domiz serta Palestine, setelah berhari-hari pertempuran sengit dari jalan-ke-jalan. Sementara itu pertempuran berlanjut di Permukiman As-Salam dan Sumer, yang berdekatan, sehingga puluhan anggota ISIS tewas dan tiga kendaraan yang dipasangi perangkap hancur, kata pernyataan tersebut.
Tentara juga menyerang Permukiman Sahiron dan Yarimja Timur di bagian selatan Mosul di tengah bentrokan sengit melawan gerilyawan fanatik.
Di front utara, prajurit militer yang didukung oleh pesawat tempur internasional melanjutkan bentrokan sporadis selama operasi pembersihan terhadap lebih dari 168-bangunan kompleks permukiman di Hadbaa, yang dibebaskan sebelumnya.
Pertempuran di Mosul terjadi saat personel komando CTS, prajurit militer dan polisi federal pada 29 Desember melancarkan tahap kedua operasi besar untuk membebaskan Mosul.
Prajurit pemerintah membuat kemajuan baru ke beberapa permukiman di sisi timur Mosul, yang oleh warga setempat dinamakan pinggir kiri Sungai Tigris.
Pada Desember, pertempuran di Mosul berjalan lambat, sebab gerilyawan memanfaatkan warga lokal sebagai tameng manusia, melancarkan pemboman mobil bunuh diri dan melancarkan serangan mortir serta penembakan gelap dalam perlawanan sengit mereka.
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan dalam satu laporan belum lama ini bahwa operasi militer di Mosul telah membuat tak kurang dari 136.000 warga sipil meninggalkan rumah mereka di kota tersebut dan kabupaten yang berdampingan sejak awal operasi militer pada Oktober untuk merebut kembali kubu terbesar ISIS di Irak.
Lebih dari 1,5 juta orang terjebak di kota itu, dari sebanyak dua juta warga sebelumnya. Udara musim dingin menambah parah keadaan buat orang yang mengungsi dan menderita sangat kekurangan air serta makanan, sementara kamp dan tempat penampungan darurat lain mencapai batas maksimum.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada 17 Oktober mengumumkan serangan besar untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di Irak.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017