Ramallah, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menulis surat untuk presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump guna mendesak dia supaya tidak memindahkan kedutaan besar Amerika ke Yerusalem menurut kantor berita Palestina Wafa pada Senin (9/1).
Wafa tidak menyebut kapan surat itu akan dikirim, namun mengatakan surat itu ditujukan untuk menjelaskan "risiko-risiko" memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Abbas memperingatkan langkah itu akan "berdampak merusak terhadap proses perdamaian, terhadap solusi dua negara, dan terhadap stabilitas serta keamanan di seluruh kawasan" menurut laporan Wafa.
Trump mengatakan dia berencana merelokasi kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem, langkah kontroversial yang ditentang keras oleh Palestina dan dianggap sebagai tindakan sepihak karena status kota itu masih sengketa.
Israel mendukung langkah tersebut dan mendorong presiden-presiden sebelumnya untuk mengambil langkah serupa, namun tidak berhasil.
Abbas juga mengirim surat kepada negara adidaya lain termasuk Rusia, China dan Uni Eropa, menyeru mereka "berupaya keras" mencegah Amerika Serikat mengambil langkah itu menurut Wafa.
Warga Palestina menganggap kota Yerusalem Timur yang dicaplok Israel sebagai ibu kota negara masa depan mereka, sementara Israel mendeklarasikan seluruh kota itu sebagai ibu kota tak terbagi.
Amerika Serikat dan sebagian besar anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan status kota itu menjadi salah satu masalah paling sulit dalam konflik puluhan tahun Israel dan Palestina.
Juru bicara Trump Kellyanne Conway bulan lalu memberitahu saluran radio Amerika Serikat bahwa pemindahan kedutaan itu adalah "prioritas paling besar" bagi presiden terpilih.
Trump juga mencalonkan David Friedman, pendukung pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat, sebagai duta besar untuk negara Yahudi itu.
Dalam pernyataan tim transisi Trump bulan lalu, Friedman mengatakan dia ingin bekerja untuk perdamaian dan berharap "melakukannya dari kedutaan besar AS di ibu kota abadi Israel, Yerusalem" menurut warta kantor berita AFP.
Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (mu)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017