Sentimen yang datang dari dalam negeri berkenaan dengan cadangan devisa itu akan menjaga rupiah untuk jangka menengah-panjang."

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat 20 poin menjadi Rp13.360 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.380 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin, menilai bahwa kenaikan cadangan devisa Indonesia periode Desember 2016 yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan fundamental ekonomi nasional masih positif sehingga direspon pelaku pasar uang dengan mengakumulasi rupiah.

"Sentimen yang datang dari dalam negeri berkenaan dengan cadangan devisa itu akan menjaga rupiah untuk jangka menengah-panjang," ujarnya.

BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2016 senilai 116,4 miliar dolar AS, atau lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir November 2016 yang senilai 111,5 miliar dolar AS.

Posisi cadangan devisa itu cukup untuk membiayai 8,8 bulan impor atau 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekira tiga bulan impor.

Di sisi lain, menurut dia, penguatan rupiah juga seiring dengan sentimen dari eksternal, terutama AS yang mencatat data klaim pengangguran yang naik maupun tenaga kerja di bawah estimasi kalangan analis.

"Situasi itu juga dijadikan momentum pelaku pasar uang untuk melepas sebagian aset berdenominasi dolar AS," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa rupiah mulai kembali mendapatkan momentum penguatanny karena sentimen harga komoditas yang masih optimistis meningkatkan daya tarik aset berdenominasi rupiah.

Ia menambahkan bahwa meredanya ketidakpastian global juga mengembalikan kepercayaan Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. BI menyatakan ada sedikit ruang pelonggaran moneter.

Sementara itu, BI pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.385 dibandingkan Jumat (6/1) Rp13.347.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017