Perlu law enforcement Standar Nasional Indonesia (SNI), serta bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan pemakaian kandungan baja lokal dalam proyek-proyek yang dibiayai APBN dan APBD," pungkasnya

Jakarta (ANTARA News) - Pelaku industri baja optimistis menghadapi Tahun 2017 karena dinilai memiliki harapan yang cemerlang, demikian disampaikan Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Hidayat Triseputro.

"Betul, kami harapkan bisa tumbuh positif. Bersyukur bisa lebih dari 7-8 persen," kata Hidayat melalui pesan elektronik di Jakarta, Senin.

Hidayat menyampaikan, harapan cemerlang tersebut dapat diprediksi dari harga gas untuk industri baja yang turun mulai 1 Januari 2017.

(Baca juga: Mengembangkan industri baja di Indonesia)

Selain itu, tambahnya, proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang masih berlanjut juga akan memberikan angin segar bagi industri ini.

Hidayat menambahkan, penurunan harga gas untuk industri baja juga diyakini akan meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing.

Namun, menurut Hidayat, yang masih menjadi tantangan industri baja tahun ini adalah pengamanan industri baja nasional dari serbuan baja impor dengan harga yang dinilai tidak sesuai.

"Perlu law enforcement Standar Nasional Indonesia (SNI), serta bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan pemakaian kandungan baja lokal dalam proyek-proyek yang dibiayai APBN dan APBD," pungkasnya.

Diketahui, industri baja menjadi salah satu industri yang mendapatkan harga gas murah selain industri petrokimia dan industri pupuk.

Ketiganya mendapat penurunan harga gas bervariasi yang ditentukan oleh formulasi yang disusun pemerintah.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017