Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Minggu mengaku "meremehkan" dampak kekeliruan informasi dan peretasan pada demokrasi menyusul laporan intelijen mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.

Menurut laporan intelijen Amerika Serikat, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan peretasan, pembocoran informasi dan manipulasi media untuk merongrong kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton dan mendukung calon dari Partai Republik Donald Trump.

"Saya rasa saya meremehkan derajat di mana di era informasi baru ini, mungkin informasi keliru untuk peretasan siber dan sebagainya dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat terbuka kita, sistem terbuka kita, menyusup ke sistem demokrasi kita dengan cara yang menurut saya makin cepat," ujar Obama sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Obama memerintahkan penyusunan laporan intelijen yang dirilis ke publik pada Jumat pekan lalu sebagian "untuk memastikan bahwa kita memahami ini adalah sesuatu yang sudah dilakukan Putin selama beberapa waktu di Eropa, awalnya di bekas negara-negara satelit yang dihuni banyak warga berbahasa Rusia, tetapi kemudian merembet ke negara-negara demokrasi di Barat."

Ia menunjuk pemilihan di negara-negara sekutu di Eropa mendatang di mana "kita harus memperhatikan" dan mewaspadai kemungkinan campur tangan.(ab/)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017