"Rupiah mulai kembali mendapatkan momentum penguatannya, sentimen harga komoditas yang masih optimistis meningkatkan daya tarik aset berdenominasi rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Meredanya ketidakpastian global, ia mengatakan, mengembalikan kepercayaan Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bank Indonesia menyatakan bahwa ada sedikit ruang untuk pelonggaran moneter.
Dari eksternal, dia menjelaskan, data ekonomi Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi turut menjadi salah satu faktor penekan dolar AS sejalan dengan penurunan imbal hasil US Treasury.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kenaikan defisit neraca perdagangan dan penurunan pesanan perusahaan di Amerika Serikat juga menekan dolar AS dan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Selain itu, ketidakpastian mengenai hubungan dagang Amerika Serkat dan China membuat pelaku pasar lebih memilih pasar negara berkembang.
"Tidak hanya itu, belum adanya realisasi dari kebijakan-kebijakan presiden terpilih Donald Trump membuat efek Trump mulai melemah, dan membuat para investor kembali berinvestasi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017