Jakarta (ANTARA News) - Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan pemikiran Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang humanisme perlu terus dikembangkan di tengah situasi menguatnya intoleransi beragama saat ini.
"Di tengah situasi kehidupan berbangsa yang terpecah-belah pandangan politik maka pikiran dan gagasan besar Gus Dur tentang humanisme perlu untuk terus di kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Yenny melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.
Menurut putri Gus Dur itu, kondisi bangsa saat ini diwarnai dengan menguatnya sikap intoleransi dalam beragama, kebhinnekaan yang mulai terusik, NKRI yang terancam karena radikalisasi paham keagamaan, serta saling fitnah dan hujat karena perbedaan pandangan.
Yenny mengatakan dalam peringatan Haul Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (7/1) malam, hadir ribuan orang dari berbagai daerah, lintas agama dan suku.
Yenny menilai hadirnya jemaah dari berbagai daerah dalam Haul Gus Dur itu membuktikan bahwa masyarakat masih mencintai dan merindukan sosok Gus Dur yang konsisten berpihak pada kaum lemah dan pembelaannya pada minoritas.
Yenny mengingatkan, bagi Gus Dur, apapun risikonya keutuhan NKRI yang telah susah payah di rebut oleh para pendahulu adalah harga mati.
"Pemikiran kedamaian almarhum Gus Dur seperti yang disampaikan Presiden Jokowi pada Haul Gus Dur di Ciganjur, yakni Gus Dur selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat dunia, bahwa Islam mengajak persaudaraan dan perdamaian, bukan untuk memecah belah persatuan umat," ujar Yenny.
Yenny menekankan bahwa Gus Dur selalu mengajak umat menghargai pluralisme dan selalu membawa pesan kedamaian.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017