Nunukan (NTARA News) - Pedagang di Kabupaten Nunukan, Kaltara, membenarkan harga cabai rawit turun dari Rp150.000 per kilogram menjadi Rp110.000 per kilogram.

Pedagang cabai rawit di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan bernama Dahlia di Nunukan, Sabtu menyatakan, penurunan harga setelah adanya pasokan dari Sulsel pada Jumat (6/1).

Selain itu, kata dia, petani cabai di daerah itu juga mulai panen sehingga ketersediaan mulai meningkat dibandingkan pekan lalu yang menghilang dari pasaran pasca tidak adanya kapal dari Sulsel pasca tahun baru.

"Harga cabai rawit mulai turun dari Rp150.000 per kilo gram menjadi Rp110.000 per kilo gram karena sudah ada pasokan dari Sulawesi (Selatan) ditambah petani disini (Nunukan) juga mulai panen," sebut Dahlia.

Ia menambahkan, penurunan harga yang tidak signifikan tersebut disebabkan masih terbatasnya pasokan dari Sulsel karena faktor cuaca yang memasuki musim hujan.

Mengenai harga penjualan dari agen di daerah itu masih cukup mahal yakni Rp85.000 per kilo gram dibandingkan sebelumnya biasanya pada kisaran Rp40.000 per kilo gram.

Dahlia memprediksi, harga tetap bertahan pada kisaran Rp100.000 per kilo gram ke atas akan bertahan hingga akhir bulan Januari 2017 karena belum adanya kepastian pasokan yang melimpah dari Sulsel sebagai pemasok utama ke Kabupaten Nunukan.

Kemudian pantauan di Pasar Yamaker Kabupaten Nunukan, cabai rawit yang beredar masih sangat terbatas dimana hanya mengandalkan hasil panen petani setempat.

"Kami hanya jual cabai rawit hasil panen petani disini (Nunukan) saja. Karena tidak kebagian yang datang dari Sulawesi (Selatan)," ujar Martha, pedagang sayur mayur di Pasar Yamaker, Sabtu.

Pewarta: M Rusman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017