Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) mencatat pinjaman yang disalurkan pada 2006 mencapai 7,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 28 persen dari tahun sebelumnya, seperti disampaikan dalam Laporan Tahunan ADB 2006 yang dikutip dari situs resmi ADB. "Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menjadi tema yang paling umum," ungkap laporan terbaru itu, terkait dengan 67 proyek yang dibiayai pinjaman yang disepakati pada 2006 itu. Sedangkan, hibah pada 2006 meningkat menjadi 538,4 juta dolar AS, untuk membiayai 43 proyek. Angka tersebut turun jauh dari tahun sebelumnya, yaitu 1,1 miliar dolar AS yang disepakati pada 2005, ketika banyak dana dibutuhkan untuk mengatasi kerusakan mendadak yang ditimbulkan bencana tsunami pada Desember 2004, dan gempa bumi di Pakistan pada Oktober 2005. China tercatat menjadi penerima pinjaman terbesar dengan nilai 1,6 miliar dolar AS, atau 21 persen dari total pinjaman tahun lalu. Dilaporkan bahwa ADB menyetujui 260 proyek bantuan teknis (TA) senilai 241,6 juta dolar AS pada 2006, dimana 234 adalah proyek baru dan 26 adalah proyek lanjutan. TA tahun lalu lebih tinggi 22 persen dari pada TA yang disepakati pada 2005, senilai 198,5 juta dolar AS untuk 299 proyek. Pada 2006, ADB menyepakati 1,5 miliar dolar AS untuk pembiayaan bersama 103 proyek, dimana 1,4 miliar dolar AS dimaksudkan untuk 29 investasi dan 92,7 juta dolar AS untuk membantu pembiayaan 74 proyek TA. Pembiayaan bersama untuk proyek investasi meliputi 124,8 juta dolar AS untuk tiga investasi terjamin, 530 juta dolar AS untuk lima investasi bersindikasi, 166,1 juta dolar AS untuk 12 kegiatan hibah, serta 569,2 juta dolar AS untuk 11 pinjaman pembiayaan bersama. Laporan tahun ini menyebutkan ADB terus memperkuat orientasi tingkat keberhasilan mereka pada 2006. Strategi pada setiap negara mereka dibuat semakin selektif, dan lebih responsif dengan prioritas masing-masing negara, serta memiliki kerangka pengawasan yang lebih baik. Kerangka disain proyek telah meningkat, namun masih peru diperbaiki. Proporsi proyek berisiko juga menurun dan kinerja proyek terus dalam tren membaik, demikian laporan tahun itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007