Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menegaskan keyakinannya bahwa kondisi makro ekonomi selama kwartal I 2007 sangat kondusif, sehingga berbagai indikator yang telah ditetapkan untuk kwartal I 2007 akan tercapai. "Untuk 'growth', kami rasanya cukup optimis akan mencapai growth sesuai dengan range pemerintah antara 5,7 hingga 5,9 persen," katanya seusai pertemuan di Gedung Bank Indonesia (BI) Jakarta, Kamis. Menurut dia, dari berbagai pemantauan indikator dini yang dibahas bersama pihak BI, menunjukkan kondisi makro ekonomi yang sangat kondusif yang ditunjukkan antara lain dengan inflasi yang terkendali. "Kita masih akan mewaspadai harga beras, tapi tampaknya bulan April-Mei ini mungkin kita bisa berharap angkanya lebih baik dari sebelumnya," katanya. Indikator di sektor riil yang dipantau melalui pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh), dan arus perdagangan, lanjut Menkeu, menunjukkan trend membaik terutama pada bulan ketiga (Maret). Pengeluaran pemerintah untuk belanja barang dan modal pada kwartal I, menurut Menkeu, lebih tinggi dari periode yang sama pada 2 tahun terakhir, dengan catatan tidak memasukkan program luncuran (carry over). "Jadi secara umum nampaknya sudah ada perbaikan dari komposisi agregat, seperti konsumsi masyarakat yang meningkat sampai 10 persen, investasi di atas 10 persen, pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dibanding kwartal I tahun lalu, ekspor mencapai di atas 19 persen, sehingga semuanya menunjukkan kemungkinan growth itu akan sesuai dengan range pemerintah antara 5,7-5,9 persen," katanya. Ia menyebutkan, untuk mengetahui bagaimana sebenarnya perkembangan pada kwartal I 2007, pada saatnya nanti (sekitar pertengahan Mei), Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data-data statistiknya. "Kita akan lihat nanti angka yang dilaporkan BPS, tapi kelihatannya inflasi stabil bahkan nilai tukar cenderung menguat karena capital inflow masih sangat kuat. Jadi secara umum kondisi stabilitas makro kita akan tetap jaga," katanya. Mengenai defisit pada kwartal I 2007, Sri Mulyani menyatakan, pada kwartal pertama pemerintah telah menerbitkan surat utang termasuk obligasi valas, obligasi ritel, dan surat utang reguler, sehingga pembiayaan pemerintah dalam posisi surplus. Sebelumnya Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu juga memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2007 akan mencapai kisaran 5,7 hingga 5,9 persen. "Laju pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kuartal yang sama 2006 yang hanya mencapai 4,98 persen," kata Anggito Menurut dia, peningkatan tersebut didorong oleh perbaikan kinerja konsumsi masyarakat (3,6 - 4,1 persen), konsumsi pemerintah (4,5 - 5,0 persen), investasi (6,0 - 6,5 persen), ekspor (14,0 -15 persen), dan impor (11,0 - 12,0 persen). "Kegiatan perekonomian dan konsumsi masyarakat pada kuartal I 2007 terus meningkat sebagaimana tercermin dalam peningkatan penerimaan perpajakan (baik PPN maupun PPh), konsumsi listrik, dan penjualan kendaraan bermotor," kata Anggito. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007