Jakarta (ANTARA News) - Tunggal putra peringkat 21 dunia, Simon Santoso, kembali berpeluang bertemu dengan pemain nomor satu dunia, Lin Dan, dalam dua turnamen Super Series berturut-turut -- Singapura dan Indonesia Terbuka.
Dalam Singapura Terbuka pekan depan, Simon, runner-up pada Super Series Swiss Terbuka, kemungkinan bertemu juara dunia tersebut di putaran kedua, jika kedua pemain berhasil melalui pertandingan pertama mereka.
Simon akan mengawali langkah di Singapore Indoor Stadium, Singapura, dengan melawan John Moody dari Selandia Baru, sedang Lin Dan bertemu Chan Yat Kin dari Hongkong.
Tunggal putra nomor tiga pelatnas itu juga berada dalam satu pool dengan Lin Dan yang tahun ini sudah memenangi dua turnamen Super Series -- Korea dan All England -- itu, di Indonesia Terbuka (8-13 Mei).
Bermain di hadapan pendukungnya, Simon kemungkinan jumpa Lin Dan di perempatfinal jika keduanya berhasil melalui dua pertandingan sebelumnya.
"Paling tidak saya sudah punya gambaran mengenai permainan dia karena sudah pernah bertemu," ujar Simon di Jakarta, Kamis, mengenai seringnya ia bertemu pemain nomor satu itu.
Dua pertandingan awal di Indonesia Terbuka juga bukan perkara mudah bagi pemain asal Klub Tangkas Jakarta itu. Ia harus melawan dua andalan Malaysia, Muhd Hafiz Hashim pada babak pertama dan mantan nomor satu dunia Lee Chong Wei pada babak berikutnya.
Yang jelas, keberhasilan mengalahkan Lin Dan di Swiss Terbuka -- meski pemain China itu cedera dan mengundurkan diri saat bertanding -- menambah kepercayaan diri Simon yang ditekuk Lin Dan di All England sepekan sebelumnya.
Putaran pertama
Berbeda dengan Simon, pemain ranking 15 dunia Sony Dwi Kuncoro juga harus menghadapi dua pemain China pada pertandingan pertamanya pada kedua turnamen mendatang.
Setelah menghadapi peringkat empat dunia Chen Hong di babak pertama Singapura Terbuka, Sony ditantang runner-up All England, Chen Yu pada babak yang sama di Indonesia.
"Yang penting saya tidak ada beban, siap mental dan main yang terbaik. Harus menang," ujar Sony optimistik.
Meski dua pemain China itu peringkatnya jauh di atasnya, Sony mengaku tidak gentar karena rekor pertemuannya dengan dua pemain tersebut imbang.
Dengan runner-up Kejuaraan Asia, Chen Hong, Sony mempunyai rekor pertemuan imbang, 3-3, sementara dengan Chen Yu, Sony, perempatfinalis pada tiga Super Series -- Korea, All England dan Swiss Terbuka -- berbagi kemenangan 1-1 dalam dua pertemuan mereka di Swiss Terbuka 2003 dan Singapura Terbuka 2005.
Sayangnya, saat bermain di negara sendiri, kemungkinan Sony bertemu sesama pemain nasional, Juara Olimpiade Taufik Hidayat di perempatfinal yang membuat tuan rumah harus kehilangan salah satu di antara mereka sebelum mencapai semifinal.
"Kalau untuk kami sih biasa-biasa saja (bertemu teman sendiri), tetapi bagi yang menonton banyak yang menyayangkan," kata Sony mengenai undian yang menempatkan dia bertemu Juara Asia itu di perempatfinal. (*)
Copyright © ANTARA 2007