Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sedang membangun sektor pertanian di perbatasan dengan tujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di daerah pelosok, tetapi juga ditujukan untuk meningkatkan ekspor ke sejumlah negara tetangga.

"Harus ada hilirisasi. Untuk menjadikan produk berikutnya, produk derivatif berikutnya. Produk inilah yang kita harapkan bisa diekspor," kata Presiden Joko Widodo ditemui di Jakarta usai membuka Rakernas Pembangunan Pertanian 2017 pada Kamis.

Menurut Presiden, jika produksi pertanian di Indonesia dapat ditingkatkan dan telah memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka surplus komoditi dapat dijual ke luar negeri.

Hal itu, ujar Jokowi, juga dapat menjaga agar persediaan dan permintaan berjalan seimbang sehingga dapat menstabilkan harga komoditas.

Sejumlah upaya juga dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian dan mencapai ketahanan pangan yaitu membangun infrastruktur pertanian seperti embung air dan irigasi, memberikan alat mesin pertanian gratis dan membagikan benih unggul cuma-cuma.

"Stok air tidak ada, orang mau berproduksi dari mana, orang suruh menanam dari mana wong airnya tidak ada. Sehingga itu menjadi salah satu kunci produksi kita naik atau tidak naik," ujar Jokowi.

Kepala Negara juga mengarahkan pemerintah daerah agar berfokus pada produksi tanaman spesifik sehingga memiliki komoditas unggul masing-masing.

Presiden meminta pemerintah daerah mengkaji komoditas pertanian yang baik untuk ditanam di wilayahnya.

Jokowi meminta jika produksi pertanian telah mengalami peningkatan, sejumlah badan usaha desa atau pun BUMN perlu mengorganisasi para petani agar dapat berproduksi dengan efisien dan berdaya saing di tingkat internasional.

"Entah korporasi BUMN, entah korporasi dalam Bumdes-Bumdes. Ini akan menggarap produksinya sekaligus menggarap pemasarannya dengan cara-cara modern," ujar Presiden.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah berupaya membangun lumbung pangan perbatasan di lima wilayah yaitu Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi dan Papua.

Menteri menjelaskan, sudah terbangun sawah di daerah perbatasan dengan luas 4.000 hektare untuk membangun lumbung di daerah pinggiran sekaligus rencana ekspor ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Australia.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017