Hari ini kita ingin proses evakuasi tuntas dan korban bisa ditemukan"
Bekasi (ANTARA News) - Pajar Sidik (24), pada Kamis pagi masih terjebak dalam reruntuhan baja dan beton tangga darurat setinggi tujuh meter, sementara petugas masih terus berupaya mengevakuasi pekerja proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Kota Bekasi itu.
"Pada proses evakuasi yang berjalan Rabu (4/1), petugas gabungan baru mengangkut tumpukan puing setinggi lima meter. Total tumpukan puing pascakejadian mencapai 12 meter," kata petugas bagian Legal Apartemen Grand Kamala Lagoon, Hafidz Nuradi di Bekasi.
Dia mengatakan, upaua mengevakuasi tubuh Pajar dihentikan petugas gabungan dari Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Damkar Kota Bekasi, kepolisian dan Bazarnas pada Rabu (4/1) malam.
"Hari ini kita lanjut lagi evakuasi yang dimulai pukul 08.00 WIB untuk mengangkut sisa puing di lokasi kejadian," katanya.
Dikatakan Hafidz, petugas evakuasi hingga kini belum berhasil mendeteksi keberadaan tubuh korban yang terjepit puing tangga darurat berbahan beton dan baja di lantai basement Tower Emerald North berukuran 6x2 meter per segi.
Pihaknya juga belum berani berspekulasi terkait keselamatan Pajar atas insiden itu.
"Respons terakhir yang diberikan Pajar terjadi pada Rabu (4/1) pukul 08.00 WIB. Saat itu beberapa saksi sempat mendengar teriakan minta tolong dari korban. Namun suara itu sampai saat ini belum terdengar lagi," katanya.
Hafidz menargetkan proses evakuasi akan selesai sepenuhnya hari ini dan ditargetkan tubuh korban bisa segera ditemukan dalam waktu dekat.
"Hari ini kita ingin proses evakuasi tuntas dan korban bisa ditemukan," katanya.
Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Bayu Pratama mengungkapkan, pagi ini pihaknya dan tim telah kembali bekerja melakukan proses evakuasi terhadap warga Kampung Gunung Medang RT 04/06, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu.
"Untuk proses evakuasi pagi ini, kita akan kembali bekerja dan berharap korban bisa segera ditemukan diruntuhan bangunan," katanya.
Bayu mengakui, proses evakuasi korban di lokasi kejadian memang cukup sulit, karena bahan material dari runtuhan bangunan itu terbuat dari baja dan beton.
Tidak hanya itu, keterbatasan lokasi pun membuat tim tidak dapat mengerahkan sejumlah alat berat.
"Kondisi di lokasi sangat terbatas, dan tidak bisa maksimal dalam menggunakan alat berat untuk membantu proses evakuasi, sehingga material puing kita angkut satu per satu," kata Bayu.
Bayu menambahkan, pengangkutan puing dilakukan dengan satu alat berat berupa crane tower.
Insiden runtuhnya tangga darurat dari lantai 32 hingga ke basement itu menyebabkan dua pekerja menjadi korban, yakni Pajar Sidik dan Omen.
Omen selamat meski sempat tertimpa puing di bagian wajah, dan kini menjalani rawat jalan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017