Kuala Lumpur (ANTARA News) - Banjir di dua negara bagian timur laut Malaysia memaksa hampir 23.000 orang meninggalkan rumah mereka dan dua pusat pengungsian tambahan telah dibuka, kata pejabat penyelamatan, Rabu.
Banjir musiman melanda negara-negara bagian di pantai timur Malaysia setiap tahun dan sering menyebabkan evakuasi massal.
Bencana terbaru memaksa pemerintah untuk mengevakuasi 10.038 warga dari Kelantan dan 12.910 orang dari negara bagian tetangga Terengganu, kata para pejabat.
Hujan deras selama lima hari terakhir juga menyebabkan 101 sekolah ditutup. Banyak jalan tidak dapat dilalui dan layanan kereta api ke sejumlah tujuan di Kelantan dihentikan.
Namun, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa di dua negara bagian tersebut.
Che Adam Abdul Rahman, kepala satuan pertahanan sipil di Terengganu, mengatakan kepada AFP jumlah pengungsi melonjak tajam menjadi 12.910 dari 4.352 pada hari sebelumnya.
Mereka ditampung di 139 pusat pengungsian yang menyediakan makanan, minuman dan bantuan medis, ujarnya.
"Hujan masih sangat lebat. Sekitar 30 jalan desa ditutup dan ketinggian air di sejumlah tempat mencapai satu meter dan kami menggunakan kapal untuk mengevakuasi penduduk desa," katanya.
Di Kelantan, yang menderita banjir besar dan kerusakan rumah dan infrastruktur pada Desember 2014, 10.038 orang mengungsi akibat banjir.
Angka tersebut melonjak dari 4.906 pada Selasa, kata Zainuddin Hussin, kepala satuan pertahanan sipil negara bagian itu.
Zainuddin mengatakan 74 pusat pengungsian beroperasi di Kelantan, tapi curah hujan masih bervariasi dan banyak sungai yang tidak lagi meluap.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017