Tablet tersebut dibuat oleh perusahaan China, Hoozo, dan terlihat seperti tablet Android pada umumnya, kecuali perangkat lunaknya, seperti yang dilansir dari laman India Times.
Pemerintah Korut menghilangkan komponen komunikasi radio sehingga perangkat tersebut tidak memiliki chip Wi-Fi dan Bluetooth.
Pengguna hanya dapat tersambung ke intranet milik pemerintah, bernama "Gwangmyeong", tulis laman NK News.
Koneksi tersebut sudah lulus sensor pemerintah dan berisi propaganda, termasuk untuk sambungan hiburan maupun pendidikan.
Pemerintah dapat mengetahui aktivitas berselancar para pengguna Woolim karena setiap beberapa waktu perangkat tersebut akan mengambil screenshot.
Tablet juga akan mengambil dan mengirimkan screenshot ke server setiap kali ada aplikasi yang diluncurkan di negeri pimpinan Kim Jong Un itu.
Pengguna tidak dapat memasang aplikasi tambahan selain bawaan dari Woolim karena operating system terkunci dan tidak dapat diubah.
Hanya aplikasi yang disetujui pemerintah Korea Utara dapat dipasang di perangkat tersebut, seperti aplikasi pendidikan, kamus, permainan kartu dan Talking Tom cat.
Selain itu, Korea Utara juga memblokir materi video tidak bersertifikat.
Biaya pembuatan tablet Woolim sekitar 170 dolar per perangkat dan diperkirakan dijual dengan harga lebih tinggi sehingga hanya kalangan berduit yang mampu membelinya. Penghasilan bulanan pekerja di Korea Utara sekitar 40-75 dolar.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017