Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai penanganan kecelakaan kapal penumpang KM Zahro Express tidak maksimal sehingga perlu ada peningkatan kesiapsiagaan dari aparat yang terkait.

"Kemarin dilakukan pertolongan 20 menit setelah kejadian. Yang melakukan pertolongan adalah nelayan. Padahal, kapal mengalami kecelakaan hanya 1, 8 kilometer atau 1 mil dari jarak pelabuhan yang sebenarnya sangat dekat," kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan kecepatan dalam upaya evakuasi memberikan pengaruh yang besar terhadap langkah penyelamatan yang diambil.

Bambang mencontohkan, di Filipina bila terjadi kecelakaan serupa, petugas sudah berada di lokasi kejadian lima menit setelah insiden.

Ia mengatakan Basarnas, Bakamla, dan Polisi Perairan (Polair) perlu meningkatkan kecepatan dalam upaya penyelamatan dan evakuasi.

Selain tindakan penyelamatan yang cepat, anak buah kapal dan nahkoda juga harus memiliki kemampuan dan pelayanan standar mengarahkan evakuasi penumpang.

"Harus ada pengarahan yang memadai kepada para penumpang dalam menghadapi situasi darurat tersebut," paparnya.

"Harus ada pengarahan dari nahkoda dan kru untuk penumpang. Harus meninggalkan kapal, sambil diyakinkan agar menggunakan alat keselamatan. Di kapal harus ada matras. Jadi, kalau di laut bisa mengembang seperti perahu karet," ujarnya.

Bambang berharap di masa mendatang ada sejumlah perbaikan setelah berkaca dari kejadian tersebut.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017