"Nilai tukar rupiah bergerak cukup stabil dengan kecenderungan menguat di tengah fluktuasi mayoritas kurs di kawasan Asia yang terdepresiasi terhadap dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Inflasi Desember 2016 yang diperkirakan di kisaran 3,1-3,2 persen secara tahunan, jauh lebih rendah dari angka November, menjaga fluktuasi kurs mata uang domestik.
"Di tengah tren kenaikan harga minyak global, inflasi domestik yang rendah akan memberikan daya tarik lebih terhadap aset berdenominasi rupiah," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan, kekhawatiran fiskal juga mulai meredup dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 hanya di kisaran 2,64 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga Desember 2016.
"Sentimen positif terhadap rupiah diperkirakan bertahan pada pekan pertama 2017 ini," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan inflasi tahun 2016 yang terjaga di level rendah direspons positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri.
"Kemungkinan penilaian stabilnya angka inflasi akan membuat tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya menjadi pendorong rupiah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017