Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB H. M. Rum membenarkan ada genangan air setinggi mata kaki orang dewasa di beberapa kelurahan di Kota Bima.
"Genangan air hujan tersebut disebabkan saluran drainase yang masih tersumbat," kata dia kepada Antara via telepon.
Herdin, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bima, yang dihubungi dari Mataram, mengatakan air hujan tidak bisa mengalir lancar akibat saluran drainase yang masih ditutupi sampah dan lumpur pascabanjir bandang beberapa waktu lalu.
Namun tidak ada laporan warga yang mengungsi akibat genangan air setinggi mata kaki orang dewasa tersebut. "Kondisi masih normal. Tidak ada laporan pengungsian," kata dia.
Genangan banjir akibat hujan deras, kata dia, juga tidak terlalu lama. Air yang menggenangi beberapa kelurahan sudah surut sejak pukul 17.30 WITA.
Kota Bima dan empat kecamatan di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, NTB diterjang banjir bandang pada 21 Desember 2016, lalu banjir bandang susulan setinggi 2-3 meter pada 23 Desember 2016, sekitar pukul 12.30 WITA.
Ribuan rumah di lima kecamatan di Kota Bima, terendam air setinggi 1-3 meter, sedangkan 105.758 jiwa penduduk kota itu terkena dampak dua banjir bandang itu.
Tidak ada korban jiwa akibat bencana ini, namun banjir menelan kerugian Rp900 miliar lebih karena bencana ini merusakkan jalan, jembatan, telekomunikasi, listrik, fasilitas umum dan tanaman pertanian serta usaha rakyat.
Pewarta: Awaludin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017