Jakarta (ANTARA News) - Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto, Musyafak, mengimbau keluarga korban kecelakaan KM Zahro Express membawa data rekam medis gigi dan sidik jari untuk membantu proses identifikasi korban yang meninggal dunia karena kapal terbakar.
"Pertama, medical record dari gigi, kalau korban pernah periksa ke dokter gigi, minta datanya," katanya di Rumah Sakit Bhayangkara R Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.
"Kedua, data kalau ada contoh sidik jari, misal fotokopi KTP, dan sebagainya. Ketiga, diharapkan keluarga yang hadir ada hubungan darah," ujar Musyafak.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) di rumah sakit Polri itu menggunakan standar DVI Interpol dalam pemeriksaan postmortem untuk mengidentifikasi korban kebakaran kapal Zahro Express karena luka bakar membuat jasad mereka susah dikenali.
Data antemortem dari berkas yang dibawa oleh keluarga korban akan dicocokkan dengan data hasil pemeriksaan postmortem korban meninggal yang menurut Musyafak selesai pukul 05.00 tadi.
"Tergantung dari cepat dan lambatnya data antemortem, yang jelas data postmortem sudah kita laksanakan. Tinggal kita cocokkan kalau ada data antemortem," kata Musyafak.
Hingga saat ini, dari 22 jenazah korban kebakaran KM Zahro Express yang diterima rumah sakit Polri, dua di antaranya telah diserahkan kepada keluarga, yaitu atas nama Jackson (39) asal Pondok Duren dan Elia (43) asal Bogor.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017